Inovasi Berbasis Kebutuhan Masyarakat Bisa Berkelanjutan
By Admin
nusakini.com--Lahirnya sebuah inovasi dalam pelayanan kepada publik tidak semata karena adanya tuntutan dari atasan maupun dipicu sebuah permasalahan, tetapi harus berdasarkan pada kebutuhan masyararakat yang menuntut pelayanan yang semakin prima.
Hal tersebut disampaikan Wawan Sobari, salah seorang anggota Tim Panel Independen yang juga akademisi dari Uiversitas Brawijoaya Malang, saat menjadi pembicara dalam acara Gelar Pameran dan Simporsium Pelayanan Publik Jawa Timur 2017, di Gresik, Kamis (18/05).
Dikatakan, inovasi pelayanan publik yang lahir dari sebuah kebutuhan masyarakat, dapat berkembang. Namun sebaliknya, jika inovasi tercipta dari sebuah tuntutan atasan, akan sulit berkembang. Setelah melihat kebutuhan masyarakat, terciptanya sebuah inovasi harus pula didasari oleh komitmen para pimpinannya.
"Jangan sampai ketika ganti kepala daerah lalu inovasi yang sudah ada sebelumnya terhenti begitu saja. Tanpa adanya dukungan kebutuhan masyarakat maka inovasi tak berkembang bahkan akan mati ditempat," ujarnya.
Wawan menyebut ada beberapa faktor yang menyebbkan inovasi tidak berkelanjutan, yakni antusiasme/ manajemen yang dinilai sebesar 31 %, hambatan peraturan pusat 23%, donor pulang 15 %, respon masyarakat rendah 15 %, dan pergantian kepala daerah 16 %.
Menurut Wawan, inovasi merupakan suatu jalan pintas atau shortcut dari sebuah kemajuan. Ia mencontohkan sebuah inovasi yang pada awalnya dijalankan secara konvensional atau manual namun sekarang sudah menggunakan teknologi yang memberikan kemudahan dan kecepatan bagi para penggunanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, selain terbangun sebuah komitmen dari pimpinan, juga perlu diberikan kepercayaan kepada para bawahan agar mampu berinovasi. “Selama ini tidak sedikit inovasi yang tercipta dari bawah seperti UPT/SKPD, kemudian dilanjutkan oleh pimpinan kepala daerahnya” imbuhnya.(p/ab)